Fakta Unik Mengenai Anak Remaja Yang Bermain Tinder


Geser ke kanan, geser ke kiri. Fenomena bermain Tinder terus berkembang. Tidak hanya orang dewasa, remaja dapat memanipulasi usia mereka untuk membuat akun meskipun mereka berusia di bawah 18 tahun. Bahkan jika anak remaja Anda sesuai usia, perlu diingat bahwa ada beberapa kontroversi seputar jenis aplikasi kencan online ini.

Sekali lagi, untuk mengendalikannya, orang tua tidak bisa hanya memberi nasihat. Anda harus menyelam dan menyelam juga.

Fenomena remaja main Tinder

Tinder adalah aplikasi kencan online yang berisi profil pria dan wanita. Dalam beberapa menit, pengguna dapat mengakses foto orang lain di area mereka.

Kemudian foto-foto tersebut akan ditampilkan satu per satu. Geser ke kiri jika Anda tidak tertarik, jika tidak geser ke kanan jika Anda ingin mempelajari lebih lanjut.

Pengguna akan diberi tahu jika seseorang menggeser ke kanan saat melihat foto mereka. Kenalan pertama ini bisa terus bertukar pesan di kolom chat hingga bertemu.

Resiko main Tinder

Kita tidak pernah tahu siapa yang berada di balik foto profil seseorang di Tinder. Mungkin itu foto orang lain. Deskripsi profilnya bisa jadi hanya angan-angan.

Selain itu, mengobrol dengan akun Tinder yang sudah ada bisa sangat manipulatif. Kalimat demi kalimat, keheningan dapat menidurkan orang dewasa, terutama remaja yang korteks prefrontal, atau otak depan, belum sepenuhnya berkembang, bagian otak yang terlibat dalam pengambilan keputusan rasional.

Sayangnya, risiko semacam ini masih kurang tercermin dalam popularitas aplikasi. Kegembiraan dan antusiasme instan yang Anda dapatkan saat bertemu ‘pertandingan’ bisa membuat ketagihan.

Selain itu, Tinder juga lebih banyak tidur karena notifikasi hanya muncul saat seseorang menggeser ke kanan. Tidak ada pemberitahuan seperti itu ketika orang menggesek ke kiri ke profil Anda. Artinya, Tinder sepertinya tidak membiarkan perasaan “ditolak”. Lantas, apa yang harus dilakukan orang tua?

Cara aman bermain Tinder

Langkah pertama untuk mencegah anak remaja Anda jatuh ke dalam perangkap predator di Tinder adalah membicarakannya. Diskusikan risiko bertemu orang asing di Tinder.

Jangan hanya menggurui anak-anak, biarkan mereka mengekspresikan pendapat mereka tentang aplikasi ini. Dengarkan dengan pikiran terbuka dan tidak memihak. Dengan begitu, anak Anda akan dengan senang hati menyampaikan pendapatnya, bahkan mungkin pengalamannya menggunakan Tinder.

Setelah Anda berdua memahami risikonya, siapkan aturan tentang penggunaan jenis aplikasi ini. Jelaskan mengapa berteman jauh lebih baik daripada di aplikasi kencan online seperti Tinder.

Teknologi tidak akan berhenti di situ. Nantinya, akan ada jenis Tinder lain yang mungkin terlihat menggoda dari luar tetapi sama berisikonya.