Anak Bungsu Paling Dekat Dengan Orang Tua Itu Wajar

Adalah Wajar Jika Anak Bungsu Selalu Paling Dekat Dengan Orang Tua

Pasti kita sering melihat dalam sebuah keluarga yang dimana mereka memiliki anak yang lebih dari satu. Biasanya yang paling kecil, itu akan selalu paling dekat dengan orang tua. Dia paling manja pada orang tua. Dan itu memang benar dan terbukti. Sebagian besar anak bungsu begitu. Paling dekat dengan orang tua, tapi paling keras kepala. Susah di atur, karena menjadi anak kesayangan orang tua. Tapi bukan berarti yang tertua tidak menjadi kesayangan orang tua. Semua anak adalah kesayangan orang tua. Tapi orang tua akan memberikan perbedaan perilaku pada setiap anak-anaknya. 

Anak Bungsu Paling Dekat Dengan Orang Tua Itu Wajar

Itu bukan karena tanpa alasan. Karena itu penting juga untuk membedakan perlakuan kepada anak bungsu dan sulung dan anak tengah. Karena anak-anak, mereka memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, dan untuk itu, harus diperlakukan dengan berbeda juga. Karena mereka memiliki sifat yang berbeda. Jika kita menyamaratakan semua maka akan ada keluhan dan tangisan sana sini. Untuk itu wajar jika orang tua membedakan perlakuan mereka pada anak-anak. Karena memang itu sudah wajar terjadi. 

Dan seperti yang kita ketahui sebagai anak bungsu, biasanya mereka yang paling dekat dengan orang tua. Mereka bisa menjadi anak yang paling mengerti orang tua. Karena mereka akan menghabiskan waktu lebih banyak dengan orang tua. Jadi wajar saja jika anak bungsu itu yang paling dekat dengan orang tua. Karena memang itu job desk mereka. Mereka lebih sering menghabiskan waktu bersama orang tua dibanding dengan teman-temannya atau kakaknya. Sehingga secara tidak langsung akan ada perasaan ingin menjaga orang tua. Ada perasaan lebih dalam menjaga orang tua. 

Dan semakin dewasa anak-anak, maka si bungsu juga akan semakin bertambah dewasa tapi tetap tidak meninggalkan atau melupakan statusnya sebagai anak paling kecil. Yang dimana dia tetap ada perasaan menjaga orang tua, memastikan orang tua sehat, semua kebutuhan terpenuhi, mendapat tempat yang aman dan nyaman. Mau sejauh apapun si bungsu merantau dan bekerja. Dia akan terus pulang ke rumah untuk memastikan orang tua baik-baik saja. Itulah anak bungsu. 

Berbagai Penyebab Mengapa Anak Sering Sakit Kepala


Jika anak sakit, orang tua akan merasa cemas dan cemas. Diare, batuk, flu dan sakit kepala adalah contoh penyakit anak yang sering menjadi wabah bagi orang tua. Apalagi dengan sakit kepala, penyakit ini sering terjadi pada anak-anak, dalam bentuk ringan atau berat.

Penyebab sakit kepala pada anak

Bukan orang dewasa, sakit kepala sering menyerang anak-anak juga. Jenis sakit kepala yang paling umum pada anak-anak adalah sakit kepala tegang, yang terjadi ketika otot leher atau kepala tegang.

Sebagian besar sakit kepala pada masa kanak-kanak tidak perlu dikhawatirkan, tetapi bisa menjadi gejala dari masalah serius. Itulah mengapa penting untuk berbicara dengan dokter Anda tentang gejala sakit kepala anak Anda. Dengan sakit kepala tegang, gejala yang sering dialami anak-anak adalah kepala terasa seperti diremas dari depan, belakang, atau kedua sisi dan rasa sakit yang konstan.

Adapun jenis sakit kepala lain yang juga sering menyerang, seperti migrain, gejalanya antara lain: nyeri berdenyut di salah satu bagian kepala, pusing, sakit perut, mual, muntah, dan sensitif terhadap cahaya. Sakit kepala pada anak bisa berlangsung selama beberapa menit, jam, atau bahkan berhari-hari. Ada beberapa faktor penyebab sakit kepala pada anak. Berikut adalah beberapa:

Penyakit dan Infeksi

Pilek, flu, telinga dan sinusitis adalah beberapa penyebab paling umum sakit kepala pada anak-anak. Ketika anak menderita penyakit tersebut, sakit kepala merupakan salah satu gejala yang dirasakan anak.

Tidak cukup makan, minum atau tidur

Sakit kepala pada anak juga sering disebabkan karena anak melewatkan makan dan minum. Selain itu, kurang tidur juga dapat menyebabkan sakit kepala. Oleh karena itu, orang tua harus memastikan bahwa anak-anak mereka makan, minum dan tidur secara teratur.

Cedera Kepala

Adanya benjolan dan lebam di kepala dapat menyebabkan anak mengalami sakit kepala. Meskipun sebagian besar cedera kepala ringan, jika anak Anda jatuh parah atau kepalanya terbentur keras, segera dapatkan bantuan medis.

Dehidrasi

Jika anak-anak tidak cukup minum atau berolahraga terlalu banyak, mereka bisa mengalami dehidrasi. Saat Anda mengalami dehidrasi, pembuluh darah di otak Anda menyempit untuk mencegah lebih banyak kehilangan cairan. Inilah penyebab sakit kepala pada anak. Pastikan anak Anda mendapatkan cukup cairan.

Faktor Emosional

Anak-anak juga dapat mengalami stres dan kecemasan yang dapat disebabkan oleh masalah di sekitar mereka. Hal ini juga dapat menyebabkan sakit kepala. Anak yang mengalami depresi juga cenderung mengeluh sakit kepala.

Makanan dan Minuman Tertentu

Makanan dan minuman yang mengandung terlalu banyak nitrat, MSG, dan kafein dapat memicu sakit kepala. Oleh karena itu, batasi konsumsi berbagai makanan dan minuman yang mengandung zat tersebut, seperti hot dog, soda, coklat, kopi dan teh.

Mengajari Anak Saat Belajar Dirumah Harus Seperti Ini


Pasti ada saat-saat si kecil perlu belajar di rumah jika hanya untuk mengerjakan pekerjaan rumah, namun masih banyak orang tua yang kurang paham bagaimana menangani anaknya saat belajar di rumah. Meskipun orang tua telah memfasilitasi dan mempersiapkan pendidikan anaknya sedemikian rupa sehingga mereka aktif belajar di sekolah, namun terkadang anak kurang termotivasi untuk mengerjakan pekerjaannya di rumah. Nah, di zaman sekarang ini peran orang tua sangat dibutuhkan.

Sebagai orang tua, jika Anda sering menemani si kecil saat belajar, namun merasa dampaknya bagi anak masih kurang, simak beberapa tips di bawah ini untuk lebih memahami cara melakukannya.

Fokus saat mengajari

Sebelum Anda memutuskan untuk menemani anak Anda belajar, sangat disarankan agar Anda memastikan bahwa Anda tidak memiliki hal lain untuk dilakukan. Jika Anda bertekad untuk membimbing si kecil belajar, lakukan dengan sepenuh hati. Jangan membagi perhatian Anda dengan gadget atau hal lainnya. Karena jika Anda fokus membimbing anak Anda, anak Anda langsung fokus pada kegiatan belajarnya.

Membantu untuk memahami

Di sekolah, anak biasanya menghadiri kelas hanya dalam jumlah sedang, karena akan mudah baginya untuk melupakan kelas saat istirahat dan pulang. Tugas orang tua ketika anaknya belajar di rumah adalah meninjau kembali pelajaran yang didapat di sekolah. Selain itu, Anda juga harus memastikan bahwa anak Anda memahami semua materi dengan baik dan tidak hanya mengingatnya di kepala. Dengan pemahaman, anak akan mampu mengingat dalam jangka panjang.

Jangan memaksa

Menurut ahli, kehadiran orang tua dalam mengawasi anaknya jangan sampai membuat mereka depresi. Oleh karena itu, orang tua yang mendampingi anaknya belajar di rumah tidak boleh memaksanya untuk belajar terus menerus sampai mereka mengerti dan memahaminya. Jika anak terlihat bosan dan lelah, lebih baik membiarkannya istirahat atau berhenti belajar selama sehari.

Jangan mengerjakan pekerjaan anak

Kadang-kadang ketika seorang anak mengalami kesulitan dengan pekerjaannya, orang tua yang penuh kasih dan tidak sabar menyelesaikan pekerjaan untuk anak itu. Hal ini harus dihindari karena tugas yang diberikan guru kepada anak hanya dilakukan untuk lebih memahami materi yang dipelajari. Jika terus seperti ini, anak akan menjadi malas dan tidak mandiri.